Sabtu, Oktober 26, 2013

Resensi: Agama Masa Depan: Perspektif Filsafat Perennial

Buku ini mengulas apa yang disebut oleh penulisnya sebagai ‘agama masa depan’. Penulis buku ini menggunakan perspektif filsafat perenial, sehingga buku ini amat kental dengan aroma pluralisme yang mengusung kesetaraan agama-agama.

Sebagai permulaan dari buku ini, penulis menyampaikan mengenai apa itu filsafat perennial dan mengapa bidang ilmu ini tepat digunakan untuk memahami agama. Menurut penulis buku, dengan berlandaskan kepada filsafat perennial, tetap mengakui adanya pluralitas agama, tapi semua agama itu memancar dari kebenaran mutlak (The Truth) yang dengan demikian dapat memperlebar pintu kebenaran sehingga dari sini dapat dipahami bahwa konsep tauhid dalam Islampun tidak lagi eksklusif, melainkan hati dari setiap agama. Berangkat dari pemahaman tersebut, penulis buku mengutarakan bahwa sebenarnya tuhan yang ada dalam agama-agama yang ada di dunia itu sejatinya adalah sama, hanya namanya saja yang berbeda. Menurutnya, perbedaan nama tersebut disebabkan oleh suatu kenyataan bahwa bahasa manusia tidak akan mampu mengekspresikan wahyu tuhan secara sempurna, sehingga di sana akan tetap ada jarak antara proposisi kognitif yang dibangun oleh nalar manusia di satu sisi dan hakikat tuhan yang tak terjangkau pada sisi lain.

Dengan berlandaskan pemahaman-pemahaman tersebut, muncullah paham-paham keagamaan dewasa ini. Penulis buku menjelaskan setidaknya ada empat paham yang muncul, yaitu deisme (faith without religion), gerakan falsafah kalam (theo-philosopical movement), skriptualis-ideologis dan kebangkitan etno-religius. Kemudian penulis berkesimpulan bahwa munculnya paham-paham ini menandakan adanya perkembangan pemahaman manusia mengenai agama yang kemudian karena sifatnya yang berkembang maka penulis menyebut agama sebagai produk sejarah. Pada akhirnya, penulis buku berkesimpulan bahwa agama masa depan menolak paham aboslutisme memilih apa yang disebut oleh Seyyed Hossein Nasr sebagai relatively absolute. Dengan kata lain, banyak jalan untuk menuju kasih sayang dan kecintaan tuhan, tidak bisa dimonopoli oleh satu agama saja.

Dari pemaparan di atas, terlihat bahwa penulis buku tidak mempercayai adanya satu agama dengan kebenaran mutlak, sehingga semua agama dapat mencapai kebenaran mutlak tersebut. Pengaruh Schuon sangat kental dalam tulisan ini, sehingga landasan kajiannya menjadi rancu dan menafikan abolutisme tuhan agama-agama.

Sebagai kesimpulan, buku ini merupakan buku ‘sesat-menyesatkan’ yang tidak patut dibaca oleh orang awam yang tidak memahami agama, karena dapat terjebak dalam pemahaman yang keliru. Wallahu A’lam.

Penulis             : Komarudin Hidayat dan Muhamad Wahyu Nafis
Penerbit           : Gramedia Pustaka Utama Jakarta
Cetakan           : I, Maret 2003
Halaman          : vi + 248

2 komentar:

shiro mengatakan...

bakalan di copypaste ma PKU VIII nihhh (y)

sadybaar mengatakan...

MOHEGAN (COOL) - Dr.MCD
MOHEGAN Casino 의왕 출장안마 Hotel & Spa 전주 출장마사지 - Las Vegas, NV. 86301 세종특별자치 출장마사지 United States. The casino is open 24 hours a day, 경상북도 출장안마 7 days a week. 구미 출장마사지