Rabu, Oktober 09, 2013

Resensi: Women in the Qur’an, Traditions, and Interpretation

Buku ini ditulis oleh salah satu sarjana Barat bernama Barbara Freyer Stowasser. Buku ini ditulis menggunakan pendekatan historis kritis, di mana Barbara tidak menganggap teks-teks keagamaan sebagai suatu kitab suci, melainkan menganggapnya sebagai buku teks biasa yang dapat ditafsirkan sedemikian rupa, sehingga hasil kajiannya berupa dukungan terhadap gerakan feminisme.

Buku ini terbagi kepada dua bagian utama. Bagian pertama membahas mengenai wanita-wanita yang tercantum dalam Al-Qur’an dan hadits yang hidup sebelum zaman Nabi Muhammad SAW. Dalam bagian ini, dibahas perempuan-perempuan seperti Hawa, istri Nabi Nuh, istri Nabi Luth, istri Nabi Ibrahim AS. Selain itu dibahas juga mengenai Zulaikha, istri Nabi Musa, Ratu Bilqis dari negeri Saba’, dan Maryam, ibunda Nabi Isa AS. Barbara menjelaskan mengenai Ummahaatul Mu’minin atau istri-istri Nabi Muhammad SAW. Pertama-tama ia menjelaskan sifat dan perangai istri-istri beliau berdasarkan teks Al-Qur’an, kemudian ia menjelaskan lagi dengan menggunakan hadits Rasulullah SAW. Tidak lupa, dalam setiap penjelasannya terdapat analisa kritis mengenai kisah-kisah tersebut.

Terakhir, Barbara menuliskan bahwa perempuan Islam dalam zaman modern perlu untuk mencontoh segala bentuk tingkah laku istri-istri Nabi Muhammad SAW. Namun meski demikian, perempuan Islam modern juga harus melihat konteks sosio-historis yang ada pada zaman tersebut, sehingga tidak serta merta apa yang dicontohkan oleh istri-istri Nabi harus ditiru. Di sini, ia mengharuskan untuk adanya ‘reinterpretasi’ teks-teks keagamaan sehingga pemahaman mengenai agama tidak lagi mengekang, melainkan dapat bersifat ‘luwes’ dan menyesuaikan dengan kondisi sosial dan budaya yang ada di masyarakat, karena menurutnya agama adalah suatu ‘simbol’ atas kepercayaan manusia mengenai sistem kultural, sehingga agama harus bisa menyesuaikan dengan kondisi kultural yang ada dalam suatu masyarakat.

Dari isi buku tersebut, terlihat bahwa Barbara ingin memaksakan kehendaknya agar agama dapat di ‘reinterpretasikan’ sehingga dapat mengakomodir segala kepentingannya. Meski tidak terlalu radikal, konsep yang ditawarkan Barbara cukup berbahaya karena menggugat otoritas agama Islam. Di sini, letak kesalahan Barbara yang paling fatal adalah tidak menempatkan Islam sebagai ‘dien’, melainkan ia hanya sebagai ‘religion’ yang dapat berubah sesuai kondisi sosial-budaya.

Sebetulnya, buku ini cukup baik jika dilihat dari aspek metode historis yang digunakannya. Tetapi karena tidak menempatkan Islam pada tempatnya, maka buku ini menjadi tidak sesuai dengan ajaran Islam yang seharusnya. Wallahu A’lam.

Penulis             : Barbara Freyer Stowasser
Penerbit           : Oxford University Press
Cetakan           : 1994
Halaman          : 206

0 komentar: