Masa kecilku dulu

Masa-masa kecilku yang indah bersama keluargaku tercinta.

Teman-teman Seperjuangan di PKU

Terlalu banyak kenangan yang ada di sini.

This is My Family

Keluargaku tercinta. Sumber inspirasi, semangat dan motivasi...

Aku dan Dekanku

Foto bersama dekan dengan baju toga, awesome!

Stavol-Stavol Siman

These all are my dudes.

Minggu, Mei 30, 2010

Kehidupan yang Tersia-siakan

Entah sudah berapa banyak waktu terbuang sia-sia dalam kehidupanku. Jika dihitung-hitung, dari 24 jam total kehidupanku setiap harinya, hanya sekitar 5 hingga 6 jam aku melakoni hidupku dengan penuh makna dan manfaat, sisanya kulalui dengan laghwun dan lahwun yang tak perlu. Jika dikalkulasikan, tiga perempat hidupku terbuang percuma tanpa banyak manfaat yang bisa diambil darinya.

Senin, Mei 24, 2010

Love Story in Harvard, A Review

Serial ini pertama kali ana dengar dari teman-teman sejawat ana di my beloved campus. Kata mereka, film ini sangat bagus, bahkan ada yang bilang lebih bagus daripada serial Full House yang menurut ana sudah sangat keren. Walhasil anapun jadi penasaran, dan akhirnya, pada suatu maghrib ana pergi ke Rusunawa (Rumah Susun Mahasiswa) lantai empat, tepatnya di kamar mudabbir syariah, yaitu kamar 404. Ketika itu ana ngeliat komputernya Inna Nur (salah satu mahasiswa hukum di ISID) tengah menyala dan kebetulan di kamar itu nggak ada orang. Anapun membuka dan mulai menonton serial tersebut.
Serial ini menceritakan jalinan cinta seorang mahasiswa korea bernama Kim Hyunwoo yang menuntut ilmu di Harvard University of Law dan Su In Lee, seorang gadis imigran asal korea yang telah menetap lama di AS dan ketika itu terdaftar sebagai mahasiswi kedokteran di Harvard.

Selasa, Mei 11, 2010

Manajemen Islam di TPA Binaan ISID

Dalam seluruh aspek kehidupan manusia tidak bisa terlepas dari hal-hal yang bersifat manajerial, tidak terkecuali dalam manajemen pengajaran di Taman Pendidikan Al-Qur’an Binaan Institut Studi Islam Darussalam. Manajemen yang digunakanpun berbeda manajemen barat. Di sini penulis berusaha untuk mengkaji lebih dalam akan manajemen yang ada di TPA Al-Hidayah Sawuh, salah satu TPA binaan Institut Studi Islam Darussalam, beserta nilai-nilai Islam yang ada di dalamnya.

Sabtu, Mei 08, 2010

Renungan Sore Hari

Sore ini, kutermenung sendiri, terdiam menatap layar computer di depanku. Aku bingung, dalam jangka waktu 48 jam ke depan aku akan menyelesaikan ujian tengah semester yang tengah kujalani saat ini, namun bukannya semangat 45 untuk mengakhiri ujian dengan baik, yang ada malah perasaan malas dan bad mood yang menghantui diriku. Tak pelak hal ini sungguh menjadi sebuah ironi bagi kehidupanku. Tak banyak yang bisa kulakukan. Hari ini, sekalipun aku belum menunaikan jama’ah yang biasa rutin kujalankan. Bahkan yang lebih riskan lagi, aku selalu sholat tidak tepat pada waktunya. Bangun tidur terlambat, siang terlena dengan kenikmatan “lantai”, sore hari terbuai dengan kenikmatan gaming access di kamar, dan entah apa yang akan terjadi di maghrib nanti.
Bad mood seperti ini bukan sekali dua kali menghinggapi diriku. Seringkali kuberhadapan dengan fakta, bahwa aku belum mampu untuk beristiqomah dalam kebaikan. Godaan nafsu, rayuan kemalasan dan gelombang keburukan kerap menghujam diriku dengan derasnya. Entah apa yang harus kulakukan. Aku sendiri bingung dan sangat bingung. Diriku kerap bisa menjadi sangat berbeda. Terkadang bisa menjadi seorang Satria yang berprinsip dan teguh akan pendiriannya, dan di sisi lain bisa menjadi seorang Satria yang mudah terbawa dan kerap melakukan perbuatan-perbuatan yang tidak layak dilakukan seorang muslim sejati.
Namun jika terus seperti ini, kapan aku akan maju? Kapan aku akan dapat mencapai seorang Satria yang benar-benar mengamalkan iman, islam dan ihsan dengan sebaik-baiknya? Aku harus berubah, kuatkan azzammu Satria, bulatkan tekadmu dan lakukan dari sekarang! Mungkin kau sekarang berada dalam kemunduran iman, namun percayalah, dengan kekuatan azzam dan tekad yang kuat, kau akan dapat menjaga kadar keimananmu. Ingatlah, Allah SWT selalu mengawasi tingkah laku dan tindak-tandukmu, kau takkan pernah bisa sembunyi. Maka, mulailah dari sekarang, dan YAKINLAH!

Jumat, Mei 07, 2010

Pengunduran Diri Sri Mulyani, Sebuah Refleksi

Fenomena pengunduran diri Sri Mulyani dari jabatan menteri keuangan telah banyak diperbincangkan berbagai kalangan di negeri ini. Pengunduran dirinya yang telah disetujui oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ini telah banyak membawa pengaruh bagi dinamika politik maupun ekonomi di Indonesia.

Pengundurandirinya ini tidak lepas dari permintaan Bank Dunia untuk menjadikan menteri keuangan kita ini menjadi Managing Director di kepengurusan Bank Dunia. Surat resmi dari orang nomor satu di Bank Dunia, Robert Zoellick telah diterima SBY sejak tanggal 30 April 2010 lalu. Jabatan yang akan dipegang oleh Sri Mulyani ini adalah jabatan tertinggi kedua di kepengurusan Bank Dunia. Dalam posisinya itu, Sri Mulyani nantinya akan mengawasi 74 negara di wilayah Amerika Latin dan Karibia, Timur Tengah dan Afrika Utara, Asia Timur dan Pasifik.

Pengundurandirinya dari jabatannya sebagai menteri keuangan banyak menuai tanggapan, mulai dari para pejabat teras DPR hingga para warga di warung kopi turut memperbincangkan pengunduran dirinya ini.

Banyak pihak mensyukuri pengunduran dirinya itu. Seorang anggota DPR dari fraksi Hanura, Fuad Bawazier menyatakan, bahwa pengunduran diri Sri Mulyani ini sesuai dengan hasil Pansus Hak Angket Century. Selain itu, pengunduran dirinya ini dinilai sebagai kemenangan Partai Golkar dalam perpolitikan Indonesia. Seperti yang telah kita ketahui, bahwa selama ini partai yang paling getol menyuarakan penon-aktifan Sri Mulyani adalah Partai Golkar yang dimotori oleh Abu Rizal Bakrie. Hal ini disuarakan oleg Sekjen Partai Gerindra Ahmad Muzanni pada diskusi “Pascamundurnya Sri Mulyani” di Gedung DPR Jakarta Kamis (6/5).

Selain itu, beberapa pihak menyatakan bahwa mundurnya Sri Mulyani adalah salah satu exit strategy dari segala permasalahan yang ada. Seperti yang telah diketahui, beberapa saat sebelum berita pengunduran diri Sri Mulyani menyebar ke masyarakat, ia tengah diperiksa oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) di kantor kerjanya selama 6 Jam pada hari Selasa (4/5). Selain itu, rekomendasi Pansus Century yang memvonis Sri Mulyani dan Boediono merupakan figur yang bertanggungjawab dalam kasus Century juga menjadi salah satu problem yang sedang “panas” di negeri ini. Menurut Hendri Suparni, salah satu ekonom Econit, ada aroma kerjasama politik antara pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Bank Dunia. Penawaran jabatan sebagai managing director dinilai untuk menyelamatkan reputasi Sri Mulyani yang ditengarai menjadi orang yang bertanggung jawab atas pemberian dana talangan Rp 6,7 triliun kepada Bank Century (bersama Boediono). Selain itu, pendapat lebih ekstrim lagi datang dari salah satu aktivis KAU (Koalisi Anti Utang), Dani Setiawan. Dalam keterangan persnya, Dani menyatakan bahwa pengangkatan Sri Mulyani sebagai managing director Bank Dunia di tengah proses hukum yang telah berlaku merupakan salah satu bentuk pelecehan terhadap kedaulatan politik dan hukum di Indonesia. Pengangkatan tersebut, menurut Dani, adalah intervensi yang kasar dari Bank Dunia di kancah politik dan hokum Indonesia. Masih menurut Dani, Sri Mulyani merupakan anggota dari Mafia Berkeley yang memiliki jaringan internasional yang kuat dan meluas, sehingga mudah bagi Bank Dunia untuk melakukan sebuah skenario penyelamatan dirinya.

Terlepas dari berbagai macam pro dan kontra yang ada di balik pengunduran dirinya ini, Sri Mulyani merupakan salah satu figur menteri keuangan terbaik yang dimiliki Indonesia. Sepanjang masa jabatannya, ia telah membuat suatu reformasi di kementrian keuangan, mulai dari perbaikan akuntabilitas dari anggaran negara serta pertanggungjawabannya, kebijakan fiskal yang tepat hingga dapat meningkatkan pendapatan negara secara signifikan, dan dapat menggawangi Indonesia melewati krisis keuangan global pada akhir 2008 lalu. Selain itu, menteri jebolan FE-UI ini juga merupakan seorang diplomat handal. Perannya dalam G-20 sangat besar sehingga Indonesia dianggap sebagai negara yang memiliki fundamental ekonomi yang cukup kuat. Maka dari itu, kita perlu menyayangkan keputusannya tersebut, Karena terbukti, dengan mundurnya Sri Mulyani dari jabatannya, IHSG langsung anjlok dan nilai tukar rupiah melemah. Hal ini mengindikasikan bahwa Sri Mulyani memang icon di kancah ekonomi Indonesia. Dan semoga pengangkatannya tersebut tidak akan membuat Sri Mulyani “kacang lupa dengan kulitnya”, sekalipun ia tengah banyak dirundung kasus di negeri sendiri, namun peran Sri Mulyani masih dibutuhkan untuk kemajuan ekonomi Indonesia.