Selasa, Mei 11, 2010

Manajemen Islam di TPA Binaan ISID

Dalam seluruh aspek kehidupan manusia tidak bisa terlepas dari hal-hal yang bersifat manajerial, tidak terkecuali dalam manajemen pengajaran di Taman Pendidikan Al-Qur’an Binaan Institut Studi Islam Darussalam. Manajemen yang digunakanpun berbeda manajemen barat. Di sini penulis berusaha untuk mengkaji lebih dalam akan manajemen yang ada di TPA Al-Hidayah Sawuh, salah satu TPA binaan Institut Studi Islam Darussalam, beserta nilai-nilai Islam yang ada di dalamnya.

Manajemen, dari segi bahasa berasal dari bahasa latin manus yang berarti tangan, dan dari bahasa italia manege yang berarti ketrampilan melatih kuda. Adam Smith, dalam bukunya The Wealth of Nations, menggunakan kata manage, management, dan manager ketika menguraikan proses dan orang yang terlibat dalam pengoperasian perusahaan. Sedangkan menurut James F Stoner, manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian dan penggunaan sumber daya-sumber daya organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa manajemen adalah suatu ketrampilan dalam proses perencanaan, perngorganisasian dan penggunaan sumber daya untuk efektivitas dan efisiensi pekerjaan.
Menurut pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa manajemen memiliki fungsi-fungsi tertentu, antara lain:
• Perencanaan (Planning) dapat diartikan sebagai suatu proses untuk menentukan tujuan serta sasaran yang ingin dicapai dan mengmbil langkah-langkah strategis guna mencpai tujuan tersebut. Fungsi perencanaan harus bisa menjawab rumus 5W 1H, WHAT(apa) yang akan dilakukan, WHY (mengapa) harus melakukan apa, WHEN (kapan) melakukan apa, WHERE (dimana) melakukan apa, WHO (siapa) yang melakukan apa, HOW (bagaimana) cara melakukan apa,
• Pengorganisasian (Organizing) merupakan proes pemberian perintah, pengalokasian sumber daya serta pengaturan kegiatan secara terkoordinir kepada setiap individu dan kelompok untuk menerapkan rencana.
• Penggerakkan (actuating) yaitu fungsi manajemen yang berhubungan dengan bagaimana cara menggerakkan kerabat kerja (bawahan) agar bekerja dengan penuh kesadaran tanpa paksaan.
• Pengawasan ( Controlling) disebut juga fungsi pengendalian. Suatu proses untuk mengukur atau membandingkan antara perencanaan yang telah dibuat dengan pelaksanaan. Dengan adanya pengawasan ini, diharapkan jangan sampai terjadi kesalahan atau penyimpangan.

Manajemen merupakan hal yang tidak bisa dilepaskan dari nilai-nilai keislaman. Dalam Islam, segala sesuatu harus dilakukan dengan rapi, tertib dan teratur. Hal ini sesuai dengan sabda Rasulullah SAW:
إن الله يحب إذا عمل أحدكم العمل أن يتفنه (رواه الطبراني)
Menurut Prof. Dr. Didin Hafidhuddin, makna itqan dalam hadits di atas adalah tepat, terarah, jelas dan tuntas. Dari hadits ini telah dapat disimpulkan bahwa manajemen itu tidak dapat dipisahkan dari Islam.
Sejatinya, tidak ada perbedaan antara fungsi manajemen konvensional dengan manajemen syariah, yaitu planning, organizing, actuating dan controlling. Sekalipun demikian, manajemen dalam pandangan Islam memiliki beberapa perbedaan yang cukup sifnifikan dengan manajemen konvensional yang digaungkan oleh kaum barat. Manajemen dalam Islam memiliki nilai-nilai khusus yang tidak dimiliki oleh manajemen konvensional, antara lain:
1. Dalam Islam, seluruh amal perbuatan harus didasari atas niat ikhlas lillahi ta’ala, serta untuk menggapai ridha Allah SWT seperti yang telah dinyatakan dalam surat Al-Bayyinah ayat 5

Definisi ikhlas sendiri menurut DR. KH. Abdullah Syukri Zarkasyi, MA adalah sepi ing pamrih (tidak karena didorong keinginan untuk memperoleh keuntungan tertentu), semata mata untuk ibadah. Hal inilah yang membuat para santri dan ustadz di Gontor dapat mengabdikan dirinya dengan penuh totalitas. Selain itu, dengan adanya miliu keikhlasan dalam suatu tempat akan mendorong seseorang untuk berbuat karena maslahat dan tidak karena didorong oleh keinginan untuk medapatkan keuntungan tertentu.
2. Agama Islam merupakan agama yang datang dari Allah SWT dan bukan hasil pemikiran manusia belaka. Karena itu, maka seluruh apa yang digariskan dalam Islam merupakan suatu ketetapan yang sempurna tanpa bisa diganggu gugat, karena datangnya dari Dzat Yang Maha Esa. Jadi, seluruh aspek kehidupan manusia harus berpegang teguh pada Qur’an dan Hadits agar dapat mencapai kebahagiaan yang hakiki dan memperoleh maslahat yang sesuai dengan keadaan. Dengan kata lain, seluruh perbuatan manusia harus sesuai dengan syariat yang ada.
3. Dalam melaksanakan tugasnya, seorang muslim harus bersungguh-sungguh dan bertanggungjawab penuh atas tugasnya tersebut. Jika suatu tugas dilaksanakan asal-asalan, maka perbuatannya itu akan sia-sia dan tidak termasuk amal sholeh. Selain itu, tanggungjawab dalam melaksanakan pekerjaan juga mutlak diperlukan, karena kebebasan tanpa batas adalah mustahil dalam Islam. Dan yang perlu diperhatikan, Islam menekankan bahwa tugas (wazhifah), selama itu berada dalam koridor kebaikan, adalah amanah yang harus diemban sebaik mungkin, seperti yang telah difirmankan Allah SWT dalam suratA l-Anfal ayat 27

Dari ayat di atas, dapat disimpulkan bahwa setiap individu memiliki amanah dan tanggungjawab masing-masing, dari tanggungjawabnya terhadap negara atau terhadap hal-hal lain seperti keluarga, sahabat bahkan diri sendiri.

Taman Pendidikan Al-Qur’an Al-Hidayah Sawuh adalah salah satu Taman Pendidikan Al-Qur’an binaan Institut Studi Islam Darussalam wilayah Siman. Jumlah santri yang ada di TPA tersebut saat ini kurang lebih berjumlah 70 santri dengan sekitar 20 tenaga pengajar yang berasal dari mahasiswa Institut Studi Islam Darussalam dan pemuda sekitar.
TPA ini merupakan TPA pertama yang menjadi TPA binaan ISID Siman. TPA ini menjadi binaan Institut Studi Islam Darussalam sejak tahun 2001. Sejak tahun itu, sudah banyak mahasiswa yang merasakan manis pahitnya mengajar di ISID. Pembinaan TPA Al-Hidayah Sawuh sendiri berada di bawah naungan Biro Pengabdian Masyarakat yang dikepalai oleh Drs. H. Yoyok Suyoto Arif, MSI. Dan di bawahnya, terdapat Departemen Pengabdian Masyarakat yang merupakan salah satu departemen dari Dewan Mahasiswa Kampus Baru Institut Studi Islam Darussalam Siman Ponorogo.
Pengajaran di TPA ini terjadwal 3 hari dalam setiap minggunya, yaitu hari Kamis, Jum’at dan Sabtu. Kegiatan Belajar Mengajar dimulai ketika adzan Ashar hingga pukul 5. Materi-materi yang diajarkan antara lain Qira’ah, bahasa Arab, mahfuzat, hadits, seni menulis Arab dan Imla’. Setiap pengajar telah memiliki materi yang akan diajarkan sebelum dimulainya kegiatan belajar mengajar. Para pengajar datang ke TPA berjalan kaki melewati sawah ataupun menaiki sepeda onthel.

Proses belajar mengajar di TPA Al-Hidayah Sawuh tidak dapat terlepas dari aspek-aspek manajerial yang ada di dalamnya. Bahkan, manajemen telah memegang peranan yang penting dalam perkembangan TPA Al-Hidayah Sawuh. Berikut ini penulis akan menjelaskan beberapa fungsi manajemen yang ada dalam TPA Al-Hidayah Sawuh.
1. Fungsi Perencanaan
Setiap seminggu sekali, tepatnya pada hari Rabu malam, para pengajar TPA Al-Hidayah Sawuh mengadakan perkumpulan untuk merencanakan apa yang akan dilakukan ke depannya. Mulai dari apa yang akan diajarkan seminggu ke depan hingga acara apa yang akan mereka adakan di TPA.
2. Fungsi Pengorganisasian
Para pengajar TPA Al-Hidayah Sawuh memiliki organisasi yang terstruktur dengan rapi. Mulai dari pembimbing yang terdiri dari staf departemen pengabdian masyarakat ISID hingga para pengajar dari semester satu. Seluruh dari mereka tergabung dalam sebuah organisasi yang teratur dan rapi. Mereka membuat peraturan-peraturan yang menjadi landasan kerja dari para pengajar itu. Seperti peraturan tentang tata tertib pengajaran, pengaturan jadwal mengajar, dan lain-lain.
3. Fungsi Penggerakan
Dengan adanya Departemen Pengabdian Masyarakat, maka fungsi ini dapat berjalan dengan baik. Dengan dibantu oleh ketua para pengajar, maka para pengajar yang lain dapat bergerak dengan optimal dan pergerakan yang adapun dapat dimaksimalkan seefisien mungkin. Misalkan sebelum dimulainya jam mengajar maka ketua pengajar akan mengajak kawan-kawannya untuk mengajar bersama pada hari itu.
4. Fungsi Pengawasan
Departemen Pengabdian Masyarakat, selain berfungsi sebagai penggerak, juga berfungsi sebagai pengawas keberlangsungan proses belajar mengajar di TPA dan seluruh kegiatan-kegiatan TPA yang lainnya. Bagi para pengajar yang sering tidak hadir, maka akan diberi peringatan. Hal ini seperti yang disampaikan oleh M Faqieh Ausha Bittaqwa. Menurutnya, jika seorang pengajar tidak hadir dalam kurun waktu 2 minggu berturut-turut maka akan diberikan peringatan secara lisan. Dan bila telah diperingatkan namun belum menampakkan wujudnya maka Departemen Pengabdian Masyarakat akan mengambil langkah tegas dengan menonaktifkannya sebagai pengajar TPA.

Sekilas, tidak ada perbedaan antara manajemen TPA Al-Hidayah Sawuh dengan manajemen konvensional. Kemudian, di manakah letak keislaman dari manajemen TPA Al-Hidayah Sawuh? Di sini penulis akan membahas nilai-nilai Islam dari TPA Al-Hidayah Sawuh.
1. Niat ikhlas lillahi ta’ala dari para pengajarnya. Menurut logika, tanpa adanya tunjangan-tunjangan mengajar, yang menurut orang barat adalah penggerak utama dalam bekerja, maka akan sangat tidak mungkin bagi pengajar untuk mau berjihad untuk datang ke TPA berjalan kaki melewati tengah sawah. Bahkan, para pengajar rela untuk berjalan di tengah rintik hujan di tengah sawah yang becek hanya untuk mencapai TPA dan mengajar santri-santrinya yang ternyata jumlahnya tidak seperti yang diharapkan, bahkan ada pengajar yang terjerembab di tengah sawah yang becek untuk mencapai TPA. Jika bukan dilandasi oleh niat ikhlas lillahi ta’ala maka akan sulit untuk menjumpai keadaan sedemikian rupa.
2. Dalam pelaksanaan pembelajaran dan kegiatan-kegiatan di TPA, para pengajar selalu berpegang teguh pada Al-Qur’an dan Hadits Rasulullah SAW. Dalam merencanakan program-program yang ada, para pengajar selalu memperhatikan aspek-aspek syariat dalam pelaksanaannya, seperti kewajiban para pengajar untuk hadir sebelum waktu sholat di TPA guna mendirikan sholat berjama’ah. Seperti ketika perkumpulan para pengajar, mereka memilih waktu-waktu di luar waktu-waktu sholat dan jika datang waktu sholat maka mereka akan segera mengakhiri perkumpulan dan segera mendirikan sholat. Hal ini menjadi bukti bahwa manajemen TPA tidak terlepas dari aspek-aspek syariat.
3. Para pengajar, di awal penyeleksian hingga penetapan mereka sebagai pengajar di TPA, selalu ditekankan bahwa mereka mengemban amanat yang berat sebagai pengajar TPA. Tanggungjawab yang dipikul sama sekali tidak ringan karena mereka memikul tanggungjawab sebagai pengajar ilmu agama. Penekanan akan pentingnya amanat dan tanggungjawab mereka setidaknya akan membuat mereka memikirkan segala tindak tanduknya di TPA dan menjadi motivasi mereka dalam mengajar, tidak hanya untuk materi belaka seperti yang digaung-gaungkan oleh kaum barat.

Manajemen TPA Al-Hidayah Sawuh Binaan Institut Studi Islam Darussalam tetap berpegang teguh dengan prinsip planning, organizing, actuating dan controlling. Namun nilai-nilai Islam telah masuk ke dalamnya sehingga merubah substansi-substansi yang ada di dalamnya. Sehingga dapat terwujud manajemen Islam yang sesuai dengan prinsip-prinsip dan nilai-nilai Islam.

0 komentar: